Saturday, 20 February 2016

INILAH FILOSOFI SEDERHANA MENGAPA CINCIN PERNIKAHAN DILINGKARKAN DI JARI MANIS


INILAH FILOSOFI SEDERHANA MENGAPA CINCIN PERNIKAHAN DILINGKARKAN DI JARI MANIS


Ada banyak mitos yang beredar mengenai jari. Misalnya, ibu jari yang dianggap sebagai orangtua, jari telunjuk mewakili saudara, jari kelingking tentang anak-anak, dan jari manis dianggap sebagai pasangan.
Jari manis atau jari keempat jika dihitung dari ibu jari, dilambangkan sebagai pasangan hidup. Tahukah kamu bagaimana filosofinya?
Setiap orang pasti ingin menjadikan pernikahan sebagai suatu peristiwa sakral yang pertama dan terakhir, serta mendapatkan pasangan hidup yang setia dan selalu ada di samping, baik dalam masa suka maupun duka. Karena itulah, meski sulit dibuktikan secara logis, jari manis kita sebagai “pelabuhan” cincin pernikahan terasa sulit dipisahkan bila telah disatukan.
Untuk membuktikannya, coba rapatkan kedua telapak tangan dengan posisi ibu jari bertemu ibu jari, kelingking bertemu kelingking, dan seterusnya. Setelah itu, tekuk pada bagian jari tengah sehingga membuat renggang kedua telapak. Namun pastikan ujung jari menempel pada ujung jari yang sejenis.
Setelah itu coba buka ibu jari, lalu telunjuk, dan jari kelingking. Ketiga jari itu bisa dibuka. Oleh karena itu filosofi yang berlaku, ibu, saudara, dan anak-anak akan terpisah dengan kita karena dengan menikah kita akan membangun hidup baru.
Sekarang coba buka jari manis atau jari keempat. Dengan cara seperti apa pun, kita tidak akan bisa membukanya. Jari manis ini mewakili suami dan istri. Artinya, selama hidup kita dan pasangan akan terus bersama satu sama lain. Itulah kenapa cincin pernikahan lebih tepat jika dilingkarkan di jari manis.

No comments:

Post a Comment